Terima kasih Teman


Jujur-jujur saja aku tidak pandai menilai seseorang melalui penampilannya, tetapi selama berteman dengan mereka aku jadi tau satu hal, bahwa terkadang teman adalah musuh terdekat, hari ini aku telah benar-benar keluar dari sana. Rasanya menyenangkan dan tidak menyenangkan, menyenangkan karena tidak harus memikirkan bayang-bayang mereka, dan tidak menyenangkan karena aku selalu kembali teringat kali pertama kami bertemu, bagaimana kami bersatu karena dunia tidak memihak namun jika aku berpikir sepertinya  mereka memang ingin menghapusku dari kehidupan mereka, tidak apa-apa, bukankah ini yang aku inginkan? Mengapa aku harus merasakan seperti ini? Sesuatu yang tak bisa kujelaskan.

Setidaknya mengenal mereka bukan sesuatu yang sia-sia karena dengan itu aku bisa belajar tentang menghargai orang lain, memahami orang lain dan lebih berhati-hati dalam memilih teman, siapa yang pantas menjadi yang terpercaya atau siapa yang pantas dijadikan boomerang, namun setelah apa yang terjadi rasanya aku tidak ingin lagi mempercayai seseorang. Disatu sisi aku tidak menyukai mereka tapi ada juga hal yang membuatku menyukai mereka, aneh bukan? Ah sudah lah, hidup memang seperti ini kan? Ada yang datang dan ada yang pergi, Tuhan lebih menyayangiku dan ini adalah buktinya.

Semakin bertambahnya umurku, akhirnya sekarang aku percaya bahwa memang sangat susah mendapatkan teman yang tulus, aku akui diriku saja belum pantas disebut teman yang baik tapi setidaknya aku berusaha untuk menjadi seseorang yang mereka bisa percaya dan mereka sia-siakan kesempatan itu, seperti yang aku katakan kemarin, kita berhak mendapatkan teman dalam maksud baik, jika uluran tanganku tidak mereka gapai aku akan tetap mengulurkan tanganku hingga salah satu dari mereka juga berakhir sepertiku. Jika kalian bertanya kenapa? Karena aku tetaplah aku yang berusaha menjadi seseorang yang baik, uluran tanganku selalu terbuka untuk mereka dan akan tetap begitu. Aku tidak bisa menjadi jahat hanya karena mereka melakukan hal itu.

Hanya karena ini adalah keinginanku dan keinginan mereka, bukan berarti aku tidak sedih, jujur saja ini juga salah satu keadaan yang aku benci. Jika ada diantara teman ku yang membaca ini, aku minta maaf karena tidak bisa mengungkapkannya secara langsung.

Dan terima kasih teman karena sudah menjauhkanku dari lingkunganmu yang dapat merusakku.

-April D

Komentar

Postingan Populer