Tentang Manusia



Apa dasar dari pemikiran manusia? Emosi? Perasaan? Atau hayalan yang tidak nyata, nyata, semu dan tidak berpendapat? Satu hal yang kita semua tahu, bahwa manusia adalah salah satu dari ribuan makhluk yang mutlak berdominan di bumi. Sebuah cara, prinsip yang berjaring membuat otak pemikiran kita berjalan seiring sesuatu terjadi yang setiap harinya adalah hal baru, yang tidak pernah ditemui sebelumnya, bisa juga yang telah berjelajah di masa lalu, monoton dengan kisah yang sama namun arti yang berbeda, apa maksud dari kalimat itu? Tidak bisa dijabarkan melalui kata-kata untuk dipahami semua orang, cukup pikirkan dan bayangkan. Karena itulah pemikiran kita akan berkembang terus-menerus, bukan dengan mengandalkan sebuah jawaban yang orang lain artikan.

Apa yang membuat manusia bisa? Karena seperti yang di tahu bahwa itu adalah berakal. Namun bagaimana jika akal bisa di kalahkan dengan perasaan atau emosi yang mendarah? Namun ketiganya adalah sesuatu yang terikat yang menciptakan peradaban yang sekarang tengah kita kembangkan, oleh karena itu terciptalah pengertian bahwa manusia adalah makhluk sosial dengan solidaritas tinggi akan kerja sama yang tepat. Terkadang kerja sama yang mereka pilih sangat kuat hingga melampaui kemampuan diluar mental dan fisik mereka, itu adalah kepedulian, berlomba-lomba ingin menjadi yang terbaik namun melupakan prinsip utama yaitu kerja sama. 

Tapi  pertanyaannya adalah, benarkah makhluk sosial itu bersolidaritas tinggi? Mengingat bahwa teknologi yang berjalan sekarang selalu menjadi boomerang bagi manusia, membunuh tanpa bertindak nyata, menyentuh tanpa merasakan, merasakan tanpa penyebab. Terkumpul dan berevolusi hanya melalui ketikan dengan sumber yang tidak diketahui, mengetik untuk sekadar bermain dan memberikan dampak buruk untuk ribuan orang, namanya internet atau media maya.

Akhir yang begitu kelam dan tragis yang menjadi penderitaan berasal dari “pemikiran” yang bercadang, tidak semua hal besar berdampak buruk melainkan sebaliknya, yaitu hal kecil yang dapat menjadi rumit, hilang kepedulian, selalu merasa cemas, ketakutan untuk bertindak. Itu adalah sesuatu yang kerap terjadi di jaman sekarang, mereka tidak bisa menolong diri mereka sendiri, tetapi dengan itu mereka dapat menolong orang lain dengan membuat pemikiran bahwa golongan seperti mereka bukan hanya satu, mereka tidak sendiri dan itu menciptakan suasana tenang.

Kapan mereka bisa menyadari bahwa dunia ini sebenarnya indah? Hanya dengan membiarkan mereka berjalan dengan cara yang sederhana, tidak perlu hal yang hebat tetapi dengan memahami, peduli, dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar.

Tetapi dibalik semua itu, kita adalah manusia yang harus tetap berbuat baik untuk menciptakan kedamaian.

We just have to be kind and stay kind. Wherever we are. 
Berbuat baiklah bukan “karena” tetapi “untuk”

-April D.

Komentar

Postingan Populer